Donggala- Konsorsium KUAT (Karsa institut, Komiu, Awan Green dan Untad), menggelar konsultasi publik mengenai Program Penguatan Kapasitas Adaptasi Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim Melalui Proklim di Ekoregion Sulawesi, kegiatan ini dilaksanak di Aula Kantor Bappeda Kabupaten Donggala di Gunung Bale (1/12/23).
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Bupati Donggala Moh. Yasin, S.Sos.,M.A.P dalam sambutannya menyebutkan, ia sangat berterima kasih kepada konsorsium KUAT yang telah memilih 10 desa di Kabupaten Donggala sebagai lokasi implementasi program.
Dia juga menambahkan, bahwa program ini tentunya sangat mendukung agenda-agenda dinas terkait yang ada di donggala termasuk dalam pengentasan kemiskinan di era perubahan iklim ini. Jelasnya.
Pertemuan ini dihadiri oleh 20 orang perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Bappeda Donggala, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dinas koperasi dan UMKM dan Dinas Perikanan Kabupaten Donggala. termasuk perwakilan lembaga konsorsium KUAT.
Koordinator PIC Konsorsium KUAT, Saiful Taslim memaparkan penjelasan mengenai leher sulawesi dimana ekoregion leher sulawesi merupakan dataran tinggi yang memanjang dari utara ke selatan di Kabupaten Donggala dan parimo dengan luas area 533.915 Ha.
Dia juga menjelaskan berdasarkan data sistem informasi data indeks kerentanan (SIDIK) KLHK tahun 2020 terdapat 167 Desa/kelurahan di Kabupaten Donggala sebanyak 130 berstatus rentan dimana penilaiannya keterpaparan, kerentanan dan kapasitas.
Beberapa masalah yang melatarbelakangi program ini ialah, Pertama. presentasi penduduk miskin bertambah akibat perubahan iklim, Kedua. kapasitas masyarakat masih rendah,Ketiga. tingkat deforestasi belum berbanding dengan upaya rehabilitasi kawasan hutan, Keempat. belum adanya regulasi/kebijakan adaptasi perubahan iklim diberbagai daerah.
bahwa terdapat 4 komponen utama yang menjadi prioritas dalam program ini, diantaranya :
- Penguatan kapasitas adaptasi masyarakat berbasis desa, melalui perwujudan desa proklim
- meningkatkan ketahanan sosial dan ekonomi melalui perbaikan mata pencaharian penduduk miskin, perempuan dan kelompok rentan.
- perbaikan ekosistem melalui penguatan perhutanan sosial, rehabilitasi area kritis, serta penetapan daerah-daerah baru.
- pemerintah daerah dalam penataan, perluasan dan penetapan daerah-daerah perlindungan dan penyediaan instrumen kebijakan daerah untuk memperkuat aksi adaptasi dan menjamin keberlanjutan program.
Merespon hal tersebut, Haeruddin, perwakilan dinas lingkungan hidup Kabupaten Donggala, menyampaikan sangat mengapresiasi program ini dilaksanakan di Kabupaten Donggala. Program proklim di Kabupaten Donggala saat ini belum maksimal namun sudah ada 3 desa yang diusulkan menjadi kampung proklim tahun ini diantaranya desa Loli Dondo, Loli Tasiburi dan Lumbudolo.
Kami juga bermitra dengan PNBP yang saat ini mencanangkan desa tangguh bencana namun kita kedepan butuh bersinergi dan berkolaborasi dengan PNBP, DLH dan Konsorsium KUAT. ungkapnya.
Sementara itu, Syaiffulah, Perwakilan Dinas Koperasi dan UMKM, dalam kegiatan ini penting menyentuh pemerintah kecamatan dan pemerintah desa karena masyarakat di beberapa desa target program khususnya di Kecamatan Balaesang tanjung disana masyarakatnya dapat dikatakan bekerja di dua profesi sekaligus bekerja sebagai petani dan nelayan.