Palu – Yayasan Kompas Peduli Hutan (KOMIU) didukung oleh Yayasan Madani Indonesia melakukan kajian perlindungan hutan alam pada lanskap puna yang memiliki luas 76.438 Hektar. Dua desa yang berada pada lingkar dalam lanskap tersebut ialah desa Sangginora dan Desa Dewua, kecamatan Poso Pesisir selatan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah. kata Andhika Jhounastya. Koordinator Divisi Riset dan Data Base Yayasan KOMIU (17-18/11/2022).Tujuan pembuatan profil ini yaitu memberikan gambaran umum potensi keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di lanskap Puna. Selain itu, mendorong peran para pemangku kebijakan untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam mengembangkan skema perlindungan hutan alam yang berkelanjutan.
Goal utamanya dari kegiatan ini yaitu meningkatkan fungsi lindung pada lanskap Puna sebagai penyangga DAS Poso.

Alasan pemilihan lanskap puna sebagai lokasi penelitian yaitu., pertama: lanskap puna adalah wilayah penyangga cagar biosfer lore lindu. Kedua; 20 tahun terakhir hutan alam pada APL di lanskap puna masih terjaga. Ketiga: lanskap puna merupakan penyangga DAS badan sungai Poso.

Perlu diketahui Berdasarkan SK 8113 Tahun 2018 tentang kawasan hutan. Lanskap Puna terdiri dari :
1. Areal Penggunaan Lain (APL) 14.667 hektar.
2. Hutan Produksi (HP) 7.541 Ha.
3. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 29.942 Hektar
4. Hutan lindung 24.287 hektar.

Dia juga menjelaskan. Dalam waktu 22 tahun terakhir hutan alam yang berada pada APL seluas 5.661Hektar (38%) vegetasi alami non hutan 6.546 hektar (45%) dan (17%) tersisa yang terdiri dari kelas tutupan lahan pemukiman, pertanian dan tubuh air. Ungkapnya.

Dalam pelaksanaan tim KOMIU melakukan assesment awal didesa Sangginora dan desa Dewua. Setelah informasi didapatkan dari wawancara hasilnya akan akan didiskusikan kembali lewat pertemuan desa untuk memverifikasi hasil temuan. Saat ini tim KOMIU telah mengambil 15 sampel pohon dan 22 jenis burung. Paparnya.

Kehutanan

Komentar Anda...