PALU – Yayasan Kompas Peduli Hutan (KOMIU) Sulawesi Tengah, melakukan identifikasi tumbuhan yang sering dikunjungi Baning Sulawesi (Indotestudo forstenii). untuk mencari makan pada habitat aslinya, di Kelurahan Kayumalue Ngapa, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu.
Rifki adalah salah satu tokoh pemuda, yang dalam kesehariannya berburu dan bertani menyebutkan bahwa ia sering menemukan Baning Sulawesi atau dalam bahasa kaili disebut Bantiluku pada lokasi tersebut, biasanya mereka keluar setelah hujan dan kemudian memakan buah dari kaktus serta beberapa jenis semak dan pohon lainnya.
Saya sering ketemu Bantiluku atau Baning Sulawesi di 10 titik lokasi berburu, rata-rata jumlahnya hanya 1 ekor, biasanya 2 ekor itupun semua jantan, biasanya mereka berkelahi. Kata Rifki.
Ketua Tim Pendataan Habitat Baning Sulawesi Yuliastuti S.Si. menjelaskan status lokasi tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu Tahun 2010-2030, dilihat dari Pola Ruang, wilayah itu merupakan ruang terbuka hijau (RTH) yang selama ini menjadi penyangga bagi daerah peruntukan lainnya dan pemukiman di Kelurahan Kayumalue Ngapa. Ujarnya
Tujuan identifikasi habitat Baning Sulawesi ini sebagai langkah awal kedepan dalam melakukan konservasi in-situ, diharapkan dari pengembangan program konservasi kedepan populasi kura-kura ini dapat terjaga dan terhindar dari perburuan untuk kepentingan perdagangan. Baning Sulawesi merupakan jenis Endemik Sulawesi yang ada di Lembah Palu, oleh IUCN dimasukan dalam kategori Terancam Punah.
Untuk saat ini kami baru mengidentifikasi satu spot lokasi yang menjadi habitat baning sulawesi, kedepan kami akan mengidentifikasi seluruhnya. meskipun begitu kami baru akan membuat laporan dari pengambilan sampel lapangan yang telah terkumpul. Jelasnya.