KOMIU – Tim Ekpedisi Kangkareng Sulawesi, pada sabtu (30/3/19) melakukan inventerisasi burung Endemik bersama komunitas lokal masyarakat suku kaili kori yang ada di Desa Amal, Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala.
Beberapa burung juga teridentifikasi memiliki hubungan erat dengan masyarakat suku kaili kori diantaranya Kangkareng Sulawesi dalam bahasa lokal (tetero/kokoro/karo-karo,kololo/kora-kora/toke’e).
Mangge Todi Kepala Suku Kaili Kori mengatakan, jika masyarakat menanam padi ladang dan burung tersebut bersuara disekitar kebun yang mereka tanam, maka dipercayai bahwa hasil panen padi ladang akan melimpah.
Dia juga menambahkan terdapat dua jenis burung yang ketika bersuara bisa menandakan akan terjadi hujan, jenis burung tersebut yaitu Gagak Sulawesi dalam bahasa lokal (kaloa/sulao/koki/pepa/walajo manga) dan Jalak Tunggir Merah dalam bahasa lokal (Kuluri/Kasipo/Kolori).
Ketua Tim Ekspedisi Kangkareng Sulawesi, Ahdiyat, mengatakan bahwa inventarisasi burung endemik bersama masyarakat tersebut dilakukan, untuk melihat beberapa jenis burung yang statusnya saat ini rentan atau terancam punah diluar kawasan konservasi yang dinilai memiliki kerentanan sangat tinggi akibat kehilangan habitatnya yang dipicu oleh beberapa aktivitas salah satunya adalah illegal logging. Ungkapnya.
Selain itu, ekspedisi ini juga melihat kearifan lokal dalam pengelolaan dan perlindungan kawasan hutan diluar kawasan konservasi. Hal ini merupakan langkah awal untuk memperkenalkan ekspedisi Kangkareng Sulawesi. @Fetran.