Palu- Yayasan Kompas Peduli Hutan (KOMIU) bersama kelompok usaha perempuan nelayan melakukan pengembangan pengolahan hasil tangkap gurita, di desa bungin, kecamatan tinangkung, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kata Yulia Astuti, S.Si. Program Manager Yayasan KOMIU kerjasama dengan Burung Indonesia dan Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF).
Pengelolaan gurita ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dari produk gurita yang tentunya dapat memberi tambahan pendapatan bagi keluarga neyalan di Pulau Bakalan. Ungkap Yulia.
Produk olahan gurita yang dihasilkan kali ini adalah stik gurita dan sambal gurita, namun dalam prosesnya produk ini belum sempurna, masih banyak kekurangan namun kelompok usaha perempuan nelayan optimis kendala seperti sertfikat halal dan BPOM dapat diatasi jika kualitas produk terus diperbaiki.
Miniarti Dale ketua kelompok usaha perempuan nelayan di desa bungin, menyatakan, perempuan nelayan didesanya terus berupaya belajar dan memperbaiki kualitas produk olahan gurita yang telah diproduksi, untuk saat ini kami telah memiliki surat izin usaha mikro kecil (IUMK) dari pemerintah, namun kendalanya ada dibeberapa persyaratan lainnya seperti sertifikat halal dan BPOM, itu kami belum punya. Jelasnya
Dia berharap, dengan adanya program ini mereka dapat difasilitasi baik desa, pemerintah Kabupaten maupun provinsi untuk pengurusan syarat-syarat tersebut agar produk olahan gurita kami dapat menembus dan bersaing di pasaran. Ungkapnya.