Palu – Yayasan Kompas Peduli Hutan, kembangkan sistem buka tutup wilayah tangkap gurita selama 5 bulan di Desa Bungin Pulau Bakalan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan, kata Yulia Astuti, S.Si Program Manager Yayasan KOMIU kerjasama dengan Burung Indonesia dan CEPF ( 1/11/2022).Yulia Astuti mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian dari festival perikanan demersal skala kecil yang dilaksanakan bertepatan dengan ulang tahun Kabupaten Banggai Kepulauan yang ke-23 tahun.
Sehari sebelum kegiatan puncak 30 Oktober 2022, nelayan yang berasal dari Desa Ambelang, Desa Bungin Kabupaten Banggai Kepulauan, Nelayan Desa Monsongan Kabupaten Banggai Laut dan Nelayan Desa Kalumbatan Kabupaten Tojouna-una hadir dalam kegiatan talkshow berbagi pengalaman yang dihadiri langsung oleh Plt Bupati Banggai Kepulauan bertempat di pendopo Rujab Bupati.
Dalam dialog tersebut, Ihsan Basir, SH.LL.M, menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Kompas Peduli hutan (KOMIU) yang selama satu tahun terakhir mendampingi nelayan dalam mengembangkan aksi konservasi hingga menjembatani nelayan bertemu dengan perusahan pengolahan hasil perikanan.
Bupati menambahkan, hal ini tentunya sejalan dengan program Banggai Kepulauan yang saat ini memprioritaskan program 1000 karamba bagi para nelayan yang ada di Banggai Kepulauan
“Keberadaan Yayasan KOMIU tentunya membantu kami dalam menyiapkan modal sosial dalam mengembangkan dan memperkuat kelembagaan nelayan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan” ungkapnya.
Sementara pada kegiatan seremonial pembukaan wilayah tangkap gurita yang dilaksanakan pada 01/11/22 di Desa Bungin, Dibuka langsung oleh Sekertaris Dinas Kelautan dan Perikanan Banggai Kepulauan, Camat Tinangkung, Babinkamtibmas dan Babinsa.
Menanggapi kegiatan tersebut Umara P. Ali S.Pd, S.H. M.H Camat Tinangkung, mengatakan terima kasih kepada Yayasan KOMIU yang selama 1 tahun terakhir telah berhasil mengembangkan skema buka tutup yang menghasilkan pembesaran alami gurita, bisa kita bandingkan saat ini berat gurita yang ditangkap oleh nelayan yang berada diluar wilayah buka tutup beratnya 1 kg kebawah, sementara gurita yang ditangkap pada wilayah yang 5 bulan ditutup dapat mencapai 2 Kg keatas. Tentunya hal ini perlu dipertahankan dan dilanjutkan secara mandiri oleh desa, karena program ini telah terbukti manfaatnya.
Dia juga menambahkan, dari 3 desa yang berada di Pulau Bakalan yaitu Desa Bungin, Bulungkobit dan Desa Bakalan, harapannya dapat mengembangkan Badan Usaha Milik Desa yang mampu menampung hasil perikanan yang memiliki potensi yang sangat besar.
Riska Pratiwi Thirayo, S.Pi, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan mengatakan, kehadiran Yayasan KOMIU tentunya sangat membantu dinasnya karena keterbatasan yang dimiliki pemerintah daerah sendiri sehingga kami tidak dapat menjangkau keseluruhan nelayan yang ada di Banggai Kepulauan. Kedepan kami berharap kegiatan – kegiatan seperti ini dapat berlanjut, sehingga masyarakat nelayan tetap didampingi, paparnya.
Martono Ketua Kelompok Camar Laut Desa Bungin menyebutkan, bahwa kehadiran Yayasan KOMIU memberi manfaat bagi kami, yang dulunya tidak menjalankan pencatatan hasil tangkapan saat ini kami sudah bisa melakukan pencatatan bahkan kami mencatat hasil tangkapan ikan pada bulan September – Oktober 2022 terdapat 3 ton ikan dengan semua jenis ikan termasuk gurita.