“Kami dulu punya 10 ekor, tapi pas ada razia sama polisi, akhirnya 8 ekor dilepas, jadi sisa 2 ekor,  biasanya kami bawa kesalakan untuk dijual, tapi sekarang ini sudah ketat, jadi kami hanya pelihara dikolong rumah”.

Bakalan – Yayasan Kompas Peduli Hutan (KOMIU) tingkatkan edukasi kepada nelayan terkait jenis-jenis spesies yang terancam punah, termasuk jenis ikan dan penyu. Kata Yulia Astuti, S.Si Program Manager KOMIU kerjasama Burung Indonesia dan Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF)-(15/06/22).

Yulia Astuti menjelaskan, langkah-langkah yang dilakukan saat ini adalah mengidentifikasi jumlah penyu yang ditangkap setiap bulan dan pemanfaatanya apakah dikonsumsi atau dijual.

“Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)”

Lanjut Yulia, kami sudah mendapatkan beberapa informasi lapangan mengenai harga jual penyu per ekor yang mencapai satu juta rupiah, biasanya pemburu penyu menerima pesanan oknum pembeli dari luar pulau, sehingga mereka mencari ke beberapa wilayah pendaratan penyu yang ada di Pulau Bakalan dan Bakalan Pauno.

Dia juga menambahkan, oknum pemburu biasanya menangkap penyu pada saat bulan 15 dilangit, tepatnya pada saat bulan purnama, mereka menandai waktu-waktu tersebut untuk menangkap penyu yang naik untuk bertelur, beberapa jenis yang sering ditangkap adalah spesies penyu sisik (sangat terancam punah) dan penyu hijau (terancam punah).

“Penyu Hijau (Chelonia mydas)”

Oknum pemburu yang tidak ingin namanya disebutkan, menjelaskan cara mereka menangkap penyu, adalah dengan cara melakukan pengintaian lokasi, kemudian penyu akan ditangkap ketika telah selesai bertelur, biasanya telurnya juga ikut di ambil untuk di Konsumsi. Ada juga yang diambil hanya induknya.

Untuk mengatasi situasi tersebut, Yulia Astuti memaparkan strategi yang digunakan, salah satunya adalah menggunakan bahasa lokal dalam menyebarluaskan informasi mengenai konservasi penyu termasuk aturan-aturan hukumnya. Yang nantinya akan dipajang melalui media papan informasi hingga pemasangan spanduk di ruang-ruang publik di tiga Desa yang ada di Pulau Bakalan. Ungkapnya. (Ahdiyat).

KonservasiPesisir & Laut

Komentar Anda...