Palu- Yayasan Kompas Peduli Hutan (KOMIU), bersama kelompok perhutanan sosial yang merupakan bagian dari program citizen sciense yang saat ini sedang dikerjakan secara mandiri oleh Yayasan KOMIU, untuk melakukan monitoring terhadap populasi anoa diluar kawasan konservasi, tepatnya pada area perhutanan sosial di desa labuan Toposo, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
kegiatan ini melibatkan komunitas sebagai ujung tombak utama untuk memberikan informasi dan pengetahuan lokal tentang mengenai satwa endemik sulawesi yang saat ini terancam punah, salah satunya adalah Anoa dataran tinggi (bubalus quarlesi).
Komunitas citizen sciense yang berada di Desa Labuan Toposo merupakan kumpulan pemuda yang bekerja sebagai petani damar dan rotan. Yayasan KOMIU melatih mereka untuk memasang kamera trap dan memonitoring habitat Anoa kurang lebih selama 6 bulan yang dimulai dari 1 april – 10 september 2024.
Yulia Astuti, S.Si Koordinator Divisi Konservasi Yayasan KOMIU, menyatakan, kamera trap ini di pasang pada ketinggian 1.400 mdpl, dan berhasil menangkap gambar, 3 individu Anoa dataran tinggi (bubalus quarlesi), yang terbagi masing-masing 1 betina dewasa , 1 jantan dewasa dan 1 anakan.
Selain itu kamera trap juga berhasil menangkap kemunculan Musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii), Monyet dige (Macaca Hecki) dan Tikus ekor putih (Maxomys hellwandii).
Saat ini kami terkendala dengan jumlah alat yang terbatas, kami hanya memiliki 2 kamera trap, sementara area yang harus di monitoring khususnya pada daerah aliran sungai (DAS ) labuan mencapai 16.391 Hektar,
Dimana area tersebut, terbagi atas status kawasan areal Penggunaan lain (APL) seluas 3.249,5 Ha. Hutan produksi terbatas (HPT) seluas 4.452,6 Ha dan Hutan lindung (HL) seluas 8.687,2Ha.
Penampakan anoa tersebut dapat anda nonton pada link youtube berikut
https://www.youtube.com/watch?v=QrPUKqxmc6Y