Palu- Peringatan hari hutan sedunia yang jatuh pada 21 maret 2021, dimanfaatkan oleh Yayasan Kompas Peduli Hutan (KOMIU) bekerjasama dengan Mongabay Sulawesi Tengah dan Komunitas Pemuda Wahana Gerak, melakukan inventarisasi jenis pohon di Hutan Ranjuri yang berada di Desa Beka, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi (21/03/2021).
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis pohon yang ada di Hutan Ranjuri khususnya jenis Dracontomelon Mangiferum yang merupakan salah satu jenis pohon asal Sulawesi yang keberadaanya sangat langka” Kata Yulia Astuti, S.Si Kepala Divisi Konservasi KOMIU.
Dia juga mengatakan, penebangan liar dan perdagangan, menjadi faktor utama penyebab hilangnya sebaran jenis pohon ini di lembah Palu. Kearifan lokal masyarakat suku Kaili, meyakini pohon ini mampu menahan dampak bencana alam seperti banjir dan likuifaksi akibat gempa bumi yang dipicu oleh patahan Palu – Koro.
Merujuk pada publikasi Global Biodiversity Information Facility (GBIF), jenis pohon Dracontomelon Mangiferum, belum dilakukan penilaian kembali oleh IUCN, sebelumnya jenis pohon berstatus Extinct atau dinyatakan punah.
“Untuk diketahui, bahwa Lembah Palu merupakan salah satu bagian dari kawasan Wallacea yang memiliki jenis hutan awet hijau dan semi awet hijau di sekitar khatulistiwa. Sekitar 20% pulau Sulawesi berada di dalam bioma hutan pegunungan. Bioma ini mencakup pusat endemisitas tumbuhan penting. Tipe hutan lain yang ada di Wallacea yaitu padang semak, rawa, hutan di batu ultra-basah, savanna dan padang rumput. Hutan-hutan tersebut merupakan habitat bagi beragam jenis endemis. Tindakan yang dilakukan melalui inventarisir pohon ini adalah merupakan salah satu bagian dari penyelamatan spesies endemik yang berada di Wallacea” Ungkapnya.