Salakan – Yayasan Kompas Peduli Hutan (KOMIU) melaksanakan diseminasi kesepakatan pengelolaan dan perlindungan area XI kawasan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil (KKP3K) Banggai Dalaka, yang tepatnya berada di Desa Bungin, Bulungkobit dan Bakalan, Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan, kegiatan ini dimulai pukul 10.00 Wita -13.00 Wita bertempat di Aula Kantor Bupati Banggai Kepulauan (08/06/2022).
Apresiasi datang dari Asisten III Setda Bangkep Eka Silawati Sipatu, A.MK., S.Pd., M.Kes. Dia mengatakan selaku pemerintah daerah, kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, pengelolaan perikanan berkelanjutan yang dibangun oleh KOMIU ini penting untuk disebar luaskan. Perlu diketahui, Banggai Kepulauan ini memiliki potensi ikan terbesar yang menyediakan ketahanan pangan bagi masyarakat baik dipegunungan maupun dipesisir. meskipun demikian tantangan terbesar adalah adanya kegiatan yang merusak lingkungan seperti pengeboman dan pembiusan ikan yang berdampak pada rusaknya terumbu karang. Saya ulangi sekali lagi, kami selaku pemerintah daerah akan terus mendukung program seperti yang dilakukan oleh yayasan KOMIU di Pulau Bakalan, tentunya hal ini akan berdampak pada meningkatnya pendapatan nelayan dan terlindunginya laut kita dari praktek yang merusak lingkungan. Ungkapnya
Selain itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banggai Kepulauan. Tommy Luasusun, SH.Map dalam forum tersebut menyampaikan rasa syukur atas keterlibatan yayasan KOMIU yang telah terlibat bersama-sama membangun Banggai Kepulauan melalui Program Peningkatan Tata Kelola Perikanan Skala Kecil Melalui Hasil Perikanan dan Hasil Konservasi Yang Berkelanjutan di Pulau Bakalan, dan Bakalan Pauno.
“Jujur kami dari Dinas Perikanan sangat mengapresiasi kehadiran dan kerja teman teman Yayasan KOMIU. Ini sangat membantu menjaga ekosistem laut kabupaten banggai hususnya pulau bakalan dan bakalan pauno, langkah ini juga dapat meminimalisir praktek praktek kejahatan lingkungkan seperti pengeboman dan pembiusan yang selama ini marak terjadi di wilayah pulau bakalan, dan bakalan pauno”.
Perlu di Ketahui bahwa yayasan (KOMIU) pada november 2021 hingga november 2022 mendapat dukungan kerjasama dari Burung Indonesia dan Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF).
Dalam pertemuan tersebut, turut hadir, Andi Faisal Alwi, Senior Program Officer Burung Indonesia selaku regional implementation team (RIT) yang memaparkan mengenai gambaran umum program CEPF – Marinne Wallacea, dimana tujuannya adalah untuk melakukan konservasi terhadap spesies yang terancam baik di daratan maupun dilautan yang mengalami laju kehilangan diarea kehati penting (KBA). Tujuan program lainnya adalah pemberdayaan masyarakat adat dan masyarakat setempat untuk memperkuat tata kelola sumber daya kelautan dan pesisir. Paparnya.
Sejalan dengan hal tersebut. Yulia Astuti, S.Si menjelaskan 3 poin kesepakatan yang telah dibangun bersama dengan kelompok nelayan dan pemerintah Desa di pulau Bakalan diantaranya, Penguatan Kelembagaan Nelayan, Adanya Aksi Konservasi, dan membangun pemantaun yang terkoordinasi dan terukur. Salah satu aksi yang telah dilakukan adalah memberlakukan sistem Buka Tutup wilayah tangkap gurita, Pola ini dilakukan selama 3 bulan, yang nantinya berdampak pada peningkatan populasi gurita dan kualitasnya yang tentunya akan menambah nilai ekonomi nelayan di Pulau Bakalan. Ungkapnya
Menanggapi hal tersebut Kepala Desa Kautu berterima kasih telah diundang dalam kegiatan tersebut, dia mengakut mendapatkan informasi baru mengenai buka tutup yang dapat melindungi populasi gurita dan mempertahankan kualitasnya, ini tentunya sangat menguntungkan para nelayan. setelah pertemuan ini kami akan mensosialisasikan informasi yang kami dapatkan pada pertemuan ini kepada masyarakat kami, sehingga kedepannya kegiatan yang ada di Pulau bakalan dapat dilakukan di Desa kami.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh kepala dinas lingkungan hidup (DLH) Kabupaten Banggai Kepulauan, Kepala Dinas Perikanan Kadis Dinas Perikanan, Perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Setda Staf Ahli Kabupaten Banggai. Selain itu turut hadir kepala kepala Desa montop, desa kautu, desa bungin, desa bakalan, dan Desa saiyong. Serta ketua kelompok nelayan diantaranya kelompok nelayan camar laut, cahaya bajo dan tuna jaya. (ahdiyat)