Palu – Harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani yang ada di Desa Polantojaya, Desa Rio Mukti dan Desa dan Desa Toviora Kecamatan Rio Pakava Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah kurang dari harga 1 batang rokok.
Menurut Paulus salah seorang petani sawit mandiri yang berasal dari Desa Rio Mukti, Hal ini terjadi karena hanya ada 1 koperasi yang diakui dan disahkan oleh Perusahaan untuk penyuplai tandan buah segar (TBS) dari petani ke pabrik, Karena kami bukan petani sawit binaan perusahaan, maka kami tidak bisa langsung menjual kelapa sawit ke Pabrik.
Dia juga mengatakan bahwa harga sawit kami dibeli Rp.750/Kg, sementara harga ditingkat pabrik Rp.1000/kg. kami tidak bisa berbuat banyak karena hal tersebut merupakan kebijakan pembeli sawit ditingkat petani.
Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh pak Frans petani sawit mandiri yang berada di Desa Polanto Jaya, Kami hanya bisa menumpang pada kelompok tani yang bekerjasama dengan perusahaan, sehingga kami harus menanggung biaya 3 – 5% yang bentuknya berupa slip potongan.
Sementara Ariyanto Sekertaris Desa Toviora, mengatakan selain pembelian harga sawit mandiri dibeli murah, persoalan tapal batas juga menjadi salah satu faktor bermainnya harga TBS ditingkat petani. Pabrik ada di pasangkayu Sulawesi Barat, sementara kami berada di Sulawesi Tengah kemudian sawit kami bukan plasma perusahaan. Padahal potensi sawit mandiri menurut perkiraan kami dapat mencapai kurang lebih 13.000 Ha yang dimanfaatkan oleh 2000 jiwa penduduk Rio Pakava. Ungkapnya.