Palu – Pada 1 februari 2024 Kelompok Nelayan di Desa Bungin, Pulau Bakalan Kecematan Tinangkung, Kabupaten Banggai Kepaluan, telah melakukan penutupan wilayah tangkap gurita seluas 109,92 Ha. Penutupan ini merupakan inisiatif setelah pada tahun 2022 juga telah melakukan praktek yang sama namun wilayah yang ditutup seluas 48,2 Ha. Kata Yulia Astuti, S.Si. Koordinator program Yayasan KOMIU kerjasama dengan Burung Indonesia dan Critical Ecosystem Partnership Fund (03/07/2024).
Kegiatan ini melibatkan 55 orang nelayan yang berasal dari 4 kelompok nelayan yaitu; Kelompok Nelayan Cahaya Bajo, Camar Laut, Tuna Jaya dan Teluk Bungin. Hasil tangkapan dari wilayah buka tutup tersebut sangat memuaskan, tercatat tangkapan gurita paling berat mencapai 3,9 Kg. atau masuk dalam kategori size A. Dalam melakukan penangkapan gurita diarea ini, hampir tidak ada nelayan yang menemukan ukuran gurita size c atau dibawah 1 kg. semuanya sesuai dengan harapan dan ini tentunya sangat menguntungkan nelayan.
Martono, Ketua Kelompok camar laut mengatakan hasil tangkapan pada area ini cukup signifikan dari hasil tahun 2022. Saya sendiri tadi menangkap gurita 1 ekor beratnya 3,5 Kg.
Sementara itu, Jahrun ketua Kelompok Teluk Bungin mengatakan, setelah pembukaan wilayah tangkap ini, kami juga akan melakukan penutupan Kembali pada area lain yang saat ini juga kami rencanakan untuk ditutup.
Hal lain, disampaikan oleh Amir Harun Ketua Kelompok Cahaya Bajo, kami sangat senang dengan hasil yang kami capai hari ini, hal ini tentu berkat bantuan dari teman-teman Yayasan KOMIU yang telah mendampingi kami dan mengajari kami banyak hal tentang konservasi dan ekonomi. Jelasnya.
Yulia menambahkan, program kami akan berakhir pada tanggal 26 Juli 2024, kami berharap praktek yang telah dilakukan selama ini terus berjalan dan bahkan dikembangkan, sehingga apa yang telah kami berikan selama ini, dapat terus berkelanjutan. Ungkapnya.